Tuesday, October 2, 2012

dilema seorang ibu

menjadi seorang ibu benar² bukan hal yang mudah. seorang working mom, pasti pernah ada masa galau ingin resign saat mengkhawatirkan anak²nya di rumah. di lain pihak, seorang fulltime mother yang sebelumnya bekerja mungkin pernah sepintas berpikir untuk kembali bekerja karena bosan dengan rutinitas sebagai fulltime mother/housewife.

itulah pembicaraanku dengan beberapa ibu yang kutemui di 'pojok laktasi' gereja waktu misa minggu kemarin. sejak gisel 3bulan memang kerjaanku klo misa adalah momong :p kecuali gisel kenyang, jadi anteng klo diajak papacell jalan2 di depan gereja. dan beberapa minggu ini, tongkronganku adalah pojok laktasi tempat ibu² 'ndelik' untuk neneni atau sekedar momong. minggu kemarin waktu mojok, aku ngobrol dengan ibu yang resign waktu awal hamil (FTM) dan ibu yang sedang cuti hamil (WM).

si FTM (fulltime mother) curcol klo sudah mulai bosan di rumah, tapi tetap berpemikiran sama denganku: momen² masa kecil anak itu tidak bisa diulang. dan dimana² lebih mantep klo bisa momong sendiri. masalah rejeki, toh sekarang kebutuhan belum banyak. jadi tak apalah si ibu di rumah saja. FTM ini juga crita klo ibunya (nenek si bayi) nggak mau klo disuruh di rumah aja, bantu momong biar ibu si bayi bisa kerja. jawab si nenek 'nggak mau, momong tu capek. biarpun cuma jualan jaga warung di pinggir jalan, mending jaga warung aku'
nah lo... seseorang yang pernah momong dan sudah lama nggak momong juga ngakuin klo momong itu capek dan nggak mau klo disuruh full momong lagi :D
meskipun itu momong cucu, yang notabene seorang ibu tu lebih sayang sama cucu daripada sama anaknya sendiri :D

beda lagi dengan si WM (working mother), dia crita sebenernya pengen resign biar bisa fokus momong anak, bisa nganter ke sekolah, nemenin maen dsb...tapi keadaan tidak memungkinkannya untuk resign.

mendengar curcol itu dalam hati aku bersyukur gisel hadir saat aku memang berencana untuk resign. dan bersyukur tadinya aku kerja di papua, jadi nggak mengalami dilema bertahan tetap kerja ataukah jadi FTM. coba klo aku kerja di jawa. pasti berat mau resign hehehe....
sejak sebelum gisel tumbuh di rahimku, aku sudah memutuskan mau pulang kampung beberapa bulan setelah nikah, biar deket keluarga (red: misua). klo ternyata kemudian gisel dititipkan Tuhan di rahimku, nggak kami rencana untuk cepat punya momongan, sedapetnya aja, tapi kehadiran gisel memang 'indah pada waktuNya' :) aku bisa melepas status working mom dan berganti menjadi fulltime mom tanpa harus berpikir panjang. mempertimbangkan ini dan itu. dan saat ini, aku masih menikmati hari²ku sebagai FTM.

capek iya, pernah stress iya :D, tapi belum pernah bosan meski aku nggak bisa pergi jauh² atau lama² berhubung gisel nggak mau minum ASIP. bercanda dengan gisel tak pernah ada bosannya. menemaninya bermain (meski nemeninnya sambil ketiduran sementara gisel asik ubek dengan mainan²nya :p), melihat senyum tawanya, dan menyaksikan perkembangannya dari hari ke hari adalah kegiatan yang menyenangkan. nyuci baju si kecil, ngelipat baju² yang udah kering, nyiapin maem, nyuapin, ngajak jalan², mandiin si kecil... itulah keseharianku...

yap. aku belum bosan. kadang pengen jalan² blasakan ke pasar, mall to mall, muter² supermarket, jalan² ke luar pulau atau piknik ke mana, tapi hasrat itu tertebus saat bisa jalan² bertiga dengan si kecil dan pacell kala wiken. entah itu kuliner, belanja bulanan, ke mall nya gisel (red: toko bayi :p ), itu sudah cukup menjadi hiburan bagiku... mengusir penatku setiap minggunya :)

yap... i'm happy (and always happy) being a fulltime mother (^,^)

No comments: