Wednesday, January 18, 2012

tentang masa tua (2)

setelah beberapa hari 'melarikan diri' ke rumah suami, yang berujung kecapekannya diriku dan maag nyaris kumat karena telat makan :D, minggu ini aku balik lagi ke rumah bapak. selain hemat tenaga gak perlu masak sendiri jadi nggak telat makan (hohoho...), perut juga sudah mulai sering kenceng². daripada nanti kenapa² pas nggak ada orang, pulang lah aku ke rumah bapak.
beberapa hari nggak denger celotehan simbah, sekarang aku sudah bisa lebih 'menutup telinga', apapun omongan simbah, nggak dimasukin ke hati. paling ditinggal ngungsi ke kamar xixixix....

realita kehidupan usia lanjut setiap orang memang tidak sama. di daerahku ada kisah dimana tinggal seorang kakek, sendirian, ada anak tinggal di dekat rumahnya, tapi beda rumah. kakek itu udah nggak bisa melihat, tapi masih bisa makan sendiri. kemarin ibu nengok kakek itu dan cerita ke aku. katanya kasian banget... tidak terawat. cuman bisa tiduran di kasur dengan berselimutkan sehelai sarung, kasurnya bersih tapi basah, hanya bertemankan radio dengan baterai bekas berserakan di sekelilingnya. sekeliling kasur kotor campuran antara air dan nasi yang jatuh. rumah kakek itu bersebelahan dengan rumah anak sulungnya, dan setiap hari menantunya lah yang menyediakan makan di meja dekat kasurnya supaya nanti bisa dimakan kapanpun si kakek lapar.
masih banyak kasus lain yang hampir sama, ada beberapa diantaranya yang kondisinya lebih memprihatinkan, dimana bau di sekitar tempat tidur si mbah pesing karena kurang terjaga kebersihannya.

dibandingkan keseharian kakek itu, bisa dibilang mbahku amat sangat beruntung. tetapi sayangnya kurang bersyukur. setidaknya kebersihan terawat, tiap hari dimandiin, dan setiap saat ditemenin. tapi tetep aja masih nggak terima >,< (mulai...mulai....)

merawat orang tua dikala usia sudah sepuh memang menjadi dilema untuk anak²nya. ada yang sadar dan meluangkan waktunya, tapi sebagian besar tidak bisa berbuat apa² karena kondisi yang tidak memungkinkan, baik itu keharusan untuk mencari nafkah, jauh dari rumah dsb. mungkin itu yang menjadi pertimbangan beberapa orang memasukkan orang tuanya ke panti jompo. ada sisi positifnya, dimana mereka ingin orang tuanya lebih terawat oleh orang yang telaten dan berpengalaman. tetapi bagaimanapun juga, dikirim ke panti jompo tidak jauh dari istilah 'dibuang' secara halus. siapa juga mau diungsikan dari rumah sendiri, untuk kemudian dilupakan karena kesibukan yang membuat anak cucu nya sudah tidak ada waktu buat sekedar menengok si mbah.

sering mbahku berkeluh kesah, 'anak-anak ku tu pada kemana....'
mungkin itu merupakan jeritan hati hampir semua orang sepuh yang ditinggal merantau anak²nya. di usia sepuhnya, keinginan untuk ditungguin anak²nya, ditemenin seperti dulu blio dikelilingi anak²nya, sangatlah besar. pengen rame kayak dulu, nggak sepi kayak sekarang. apalagi yang nungguin cuman cucu dengan habit mutungan kayak aku hehehhe....
sering sebel dengan ketidakpuasan simbah dengan pengorbanan bapak-ibu, tapi ya bagaimana lagi, memang kalau sudah sepuh, pemikiran sudah sempit.

hmmm... semoga nanti aku bisa bersikap lebih baik. ada banyak waktu untuk bapak ibu, dan semoga di masa tuaku nanti, aku nggak merepotkan anak cucuku.

1 comment:

PEOREEN said...

minta follow backnya mbak,.. hehe makasih